Kamis, Agustus 20, 2009

Kematian Bagai Pencuri

Wafatnya sahabat tersayang yang sangat mendadak 3 Agustus'09 lalu dalam usia 37 tahun sungguh menjungkir balikkan pemahamanku tentang kehidupan. Seseorang yang begitu ceria, begitu hidup bila bersamanya, ternyata pergi begitu cepat. Tanpa pernah pamit pada kami, kecuali seorang teman dan guru SD untuk ia menitipkan putrinya.
Siapa pernah mengira seorang pramugari yang tahun lalu masih rutin terbang ternyata mempunyai penyakit jantung.

Dulu bayangan kita, kematian akan datang saat kita berumur sangaaaat lanjut. Saat semua orang-orang terkasih pun telah sama-sama tua, mungkin saat itu kita telah bersama para cicit kita. Atau saat tak beruntung menghadapi kecelakaan dan musibah juga penyakit yang sangat parah tak terobati..

Belum pernah kematian terasa begitu dekat dan menyedihkan seperti ini. Saat kakek dan nenek pergi, aku masih kecil atau tak berada di samping mereka, jadi kesedihan terasa jauh setelah lima hari berkabung.
Namun sahabat, adalah orang selain pasangan hidup yang dengannya kita menjalani hari-hari membesarkan anak, bertukar ide mengurus rumah tangga, belajar tentang hidup, berbagi cerita dan mimpi khas perempuan. Dengan adanya sahabat kita merasa lengkap. Ia kadang tak sering kita kunjungi, tapi bertukar kabar selalu bisa kita lakukan melalui pesan singkat, fb atau kunjungan dadakan dan selalu disambut dengan tangan terbuka.
Sampai sekarang saat membuka phonebook, nomer ponselnya masih kupandangi dengan sedih, atau terpikir ingin main ke rumahnya tapi lalu tersadar ia telah tak ada.

Kali ini kematian sungguh datang bak pencuri, merampas semua harta benda yang kita kejar dengan sungguh-sungguh. Memutuskan kesempatan untuk selalu bersama anak, suami/isteri, ayah ibu, saudara yang kita cintai. Seluruh rencana dan impian yang kita buat jauh-jauh hari lepas begitu saja.
Rasanya seluruh baju-baju bagus dan mahal, segala sepatu, tas dari merk ternama seluruh rumah dan isinya yang sungguh kita upayakan agar cantik menawan jadi tak ada artinya lagi. Untuk apa semua itu, bila pemiliknya sudah tak ada..

Kematian bisa datang kapan saja.. dan itu adalah suatu hal yang pasti. Ibarat pulang, karcisnya sudah ada di tangan cuma tanggalnya masih dikosongkan. Tak ada yang tahu kapan, namun itu adalah perjalanan yang amat panjang. Semestinyalah kita mempersiapkan bekal dan teman untuk menemani kita di perjalanan.

Kalau begini sudah siapkah kita dengan bekal yang akan kita bawa dalam pulang menghadap Allah? Kita selalu menjawab sebentar lagi ya Allah,... besok akan kusiapkan.. Lalu besoknya kita bilang bulan depan aku memperbaiki diri, lalu bulan depannya kita bilang lagi tahun depan aku akan sungguh-sungguh berubah jadi lebih shalih..terus tertunda tanpa sadar bahwa waktu hidup kita sudah jauh berkurang...dan itulah juga yang terjadi padaku. Astagfirullah al adhiim.

Waktunya bagi kita untuk berpikir bagi kemajuan akhlak anak-anak kita dan orang lain yang membutuhkan pertolongan karena seluruh isi dunia akan terputus untuk kita kecuali doa dari anak-anak yang shalih, amal jariyah, dan ilmu yang pernah kita ajarkan untuk kebaikan.
Semoga kita masih diberi waktu untuk beramal ibadah. Amin.

Jumat, Agustus 14, 2009

Where is the candies ?

Well...well...again we're going to celebrate the independence day and the party starts early in my place. Buying presents for kids whom will join the games never been such an instant work I've done before. Last year we need 2 hours in one shop to complete this task. This time I took half an hour only. Ck ck ck... Hope everybody will happy for all the gifts.

After that I have to go to buy goody bags for every kids attending the games with one of my neighbor. And after we shopped, she decided to pack the bags with her family. The strange is, ...........six pouch of candies is missing.
We're looking everywhere in her living room also in her car...... We search every plastics, almost spilled things out, for several hours and still not find any....... I say I shall buy another six pouch in this morning, and the problem is pending.

Then I just got remembered that I was feel a bit unhappy to the cashier because she was inputted things in slow counts. Took more than 30 minutes only to watch her inefficient ways of counting. She keep doubted of what she has count.. and always search for help to entered several box of fruit tea, and wafers,etc.
It was really testing me... I know she was a trainee staff. Yet, I couldn't stand to complain though in my mind. Actually, I've show my felt of disagree in front of Mrs. Tuti, my neighbor. So now I feel, maybe it was some of Allah's guidance for me not to underestimate anyone ever...
I feel so sorry for that and say istighfar several times.. I hope Allah will help me through the next day.

And alhamdulillah, this morning before I go to the same hypermarket, Mrs.Tuti called and tell me ........the six pouch of candies have been found inside of the chocolate wafers plastic... One of many plastics we've been search around for couple hours last night.....
Oh Allah, please forgive me and please help me..

You can tell this is nothing, but it's true happening..
Miracle happens everyday, we just don't aware.... because Allah always be with us.

Selasa, Agustus 11, 2009

Aku, Kami dan Dina Meinar


Hari ini, seminggu yang lalu Teh Dina meninggal. Sampai sekarang rasa kaget dan sedih masih terasa sekali. Hati mencoba untuk mengikhlaskan seorang yang baik hati untuk pergi. Walaupun sudah tahu kalau semua yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya, perpisahan tetap saja menyedihkan ya..

Teh Dina, dipanggil teteh karena beliau urang Sunda dan memang lebih tua dari kami. Sebagai orang yang dibesarkan dengan kultur menghormati yang lebih tua rasanya aneh aja melihat teman memanggil nama langsung pada nya. Jadi kami membahasakan dirinya teteh. Lucunya beliau juga memanggil aku mbak Kandi..

Teh Dina selalu datang dengan tersenyum, atau menyapa "Hai Cantik..". Gerak geriknya selalu ceria dan penuh banyolan. Celetukannya juga up to date.. dan bijak. Masih terbayang saat ngobrol ditanya apa rencana teh Dina setelah berhenti jadi pramugari? Katanya, pengen jadi anggota DPR, gemes lihat banyak yang berantakan.. Waktu itu kita tertawa mendengarnya. Atau saat mau pulang dari Mekarsari pas acara perpisahan TK Amelia. Teh Dina yang sedang hamil besar berjalan melenggang, sementara Pak Kyky suaminya berjalan di belakangnya memayungi dan membawakan tas plus barang lainnya. Euis, seorang teman yang tetangga Teh Dina langsung suit-suit. Beliau pun menjawab, "Ini caddy saya.." sambil berjalan pulang. Hehe..

Ibu satu ini juga sangat peduli dengan kerapian. Kalau datang selalu dengan penampilan yang rapi dan apik. Udah kayak peragawati banget. Secara tingginya juga diatas 170an. Kadang aku suka ngeledek, curang nih udah tinggi masih aja pake sepatu hak tinggi.. Beliau cuma tertawa.
Paling seneng pas hamil kedua, teh Dina sering lapar. Jadi sering banget nyamil di kantin sekolah. Lucunya kalau makan mie kuah yang panas itu enggak pernah lebih dari 5 menit. Waduuh..apa enggak kepanasan, tanyaku.. Hehe udah biasa harus makan cepat kalo lagi tugas, katanya.
Pekerjaannya sebagai pramugari yang dijalani sejak 15 tahun rupanya sudah meresap dalam dirinya. Jadi kalau mau makan atau mau beli minum, selalu menawari orang di sekitarnya. Selalu yang berinisiatif mengambilkan atau malah membelikan. Benar-benar pelajaran berharga tentang hal sederhana yang seharusnya kita pun bisa melakukan setiap hari.

Tidak pernah ada cerita kesal kalau membicarakan Teh Dina. Selalunya yang gembira, kocak, antusias, perhatian dan lucu. Banyak cerita lucu saat teh Dina masih jadi pramugari yang pernah diceritakan. Contohnya beliau pernah salah mengajak berbincang Unique Priscilla sebagai Titi DJ, menanyakan kenapa suaminya enggak ikutan, bahkan menanyakan juga kabar anak kembarnya ? Ada juga Mario Lawalata yang ditanya mau menggelar peragaan busana dimana sekarang?
Pernah pula teh Dina ikut ke Pasar Modern BSD untuk pertama kali, dan dia menelepon minta dijemput ke dalam pasar karena terpisah dan tak tahu mana pintu keluar masuk yang tadi kami lalui..

Beliau juga seorang yang berdedikasi. Saat pembentuan panitia Kartini di sekolah masa 2007-2008 kebetulan beliau adalah Ketuanya. Dengan tegas menolak siapa pun yang tidak bisa bekerjasama dalam kegiatan sosial tersebut. Walaupun kemudian memohon maaf bila dianggap telah menyinggung perasaan.

Saat bercerita tentang ibu yang baru melahirkan, teh Dina bilang kalau ia pernah kena baby blues saat melahirkan Adela. Jadinya bete kalau disuruh mendengarkan tiap ibu berkunjung juga menceritakan pengalaman melahirkan masing-masing karena sebetulnya ia sudah lelah dan ingin tidur. Makanya aku engga berani menjenguk bayi keduanya berlama-lama, berharap dia bisa segera beristirahat. Tetap saja aku terheran-heran mendengar pengakuannya bahwa ia sudah berhari-hari tak bisa tidur sejak melahirkan..

Waktu kumpul-kumpul dengan teman sering kita membayangkan bagaimana nanti ya kita ketemu lagi dan anak-anak sudah besar? Atau bayi-bayi sudah bisa diajak jalan-jalan. Tentu lucu ya, ibu-ibunya ngobrol dan para balita bermain.. Atau main ke rumah mbak Ida mencari batik sama-sama. Makan Kupat Tahu Magelang dan kali ini enggak sepiring berdua lagi. Main ke rumah teman-teman nggangguin Mia, Mona dan Euis. Pergi ke pengajian bareng. Terakhir kita sama-sama ke pengajiannya Ustadz Abu Sangkan bareng Mia ya..

Selamat jalan Teh Dina... Setiap manusia memiliki waktunya sendiri-sendiri. Aku sadar waktu untukmu telah Allah takdirkan. Walaupun menyesal kok aku engga sering-sering menelepon untuk menanyakan kabar, kok aku engga lebih sering lagi berkunjung, aku tahu itu tak akan mengubah keadaan. Selamat jalan sahabat tersayang...semoga tenang dalam perjalananmu...semoga rahmat Allah membimbing Adela dan Aisyah agar mereka menjadi anak yang sholihah yang akan terus mendoakanmu...

*Dalam foto : Teh Dina satu-satunya yang berkacamata hitam.

Senin, Agustus 10, 2009

Kalau Ibu-ibu Arisan Jalan ke Bandung

Acara penutupan arisan Rajawali Bintaro tanggal 1 Agustus 2009 diisi dengan jalan-jalan ke Bandung. Walaupun pesertanya cuma 23 orang (sudah termasuk supir bis) ibu-ibu tetap semangat. Sepanjang perjalanan ada karaoke bersama ibu Lia dan bu Gama. Tujuan wisata masih berubah melihat minat ibu-ibu dan lalu lintas jalan di Bandung itu sendiri. Berangkat dari depan masjid Daarut Tauhid Rajawali Bintaro pukul 06.45 WIB, perjalanan lancar hingga masuk pintu tol Pasteur pukul 10.15 yang macet. Kemacetan bikin ciut nyali dan khawatir apakah acara bisa berjalan lancar ya?
Kunjungan ke Pasar Baru, kain kiloan dan karpet dicoret dan dicari lokasi yang berdekatan saja.

Akhirnya disepakati tempat kunjungan pertama jalan-jalan ke Bandung kali ini adalah ke Pabrik Panci "Bima Alumunium" di jalan Bima. Setiba disana ternyata sudah ada satu bis besar rombongan ibu-ibu dari Jakarta juga yang tengah asyik memilih peralatan dapur. Ada beragam ukuran panci, wajan, sutil, teko, serok, saringan minyak, kobokan cuci tangan, baki, dan segala macem lainnya. Yang harganya lebih murah dari yang di pasaran dengan kualitas baik. Sayang yang saya cari, rantang susun sedang tidak diproduksi. Kondisi pabriknya sendiri tampak sudah tua, bangunan pabriknya kira-kira berasal dari tahun 60-an. Namun saya membeli juga panci besar untuk mengganti yang sudah rusak di rumah. Oya, ada juga peralatan yang didiskon karena cacat sedikit. Diskonnya beragam dari 5-30%, dan tetap jadi buruan ibu-ibu. Yang agak ribet, kamar mandi untuk pengunjungnya terbatas. Kalau sedang ramai pengunjung siap-siap mengantri ya...

Setelah itu dilanjutkan makan siang ke masakan tanah Sunda di rumah makan Bancakan di Jl. Trunojoyo. Waktu itu memang jam makan siang, sekitar pukul 12.30 jadi kebayang deh penuhnya. Awalnya ga ngeh dengan rumah makan yang satu ini. Namun setelah diperhatikan ternyata ramai sekali pengunjungnya. Makanan disajikan ala buffet, jadi pengunjung tinggal pilih mau menu apa. Antriannya panjang sebelum mencapai tempat mengambil makanan. Suasananya unik karena mengusung tema kampung dan kesederhanaan. Piring makan dan gelasnya terbuat dari seng yang biasa digunakan masa eyang kita dulu. Sebagian ibu-ibu ada yang mendadak sedih teringat jaman baheula, ada juga yang teringat kucingnya.. Walah, memangnya hari ini kita makan pake piringnya si puss ya? Hehehe. Gapapa deh bu, sekali-kali kita nostalgia.
Di dinding ada poster Rhoma Irama, dan penyanyi dangdut lainnya. Ada juga gambar Kajol dan Shah Rukh Khan dan tempelan gambar pemandangan dari kalender. Bahkan ubinnya juga jadul warna kuning yang ada di sekolah jaman Belanda. Serasa ada di masa lalu deh..

Menu yang disajikan juga unik. Ada nasi liwet, nasi bungkus daun, ayam goreng, cumi hitam, teri sambal kacang, empal daging, paru, babat, limpa, sayur pare, genjer, aneka lalapan dan pepes, sayur asem, sayur sop, gejos cabe hejo, sambal terasi, aneka ikan asin (bisa juga dibakar). Yang jarang terdengar juga ada seperti tutut (keong), tumis kluwek muda, tumis kacang merah. Minumannya ada es goyobod (Kelapa muda), es cincau, aneka jus dan minuman dingin, dan yang gratis seperti teh tawar. Ada kue unik namanya kue balok, seperti kue pukis tapi dibakar dengan arang.

Jangan khawatir melihat banyak orang yang antri dan meja kursi penuh. Saat kita mau duduk ada aja kok tempat yang kosong. Mungkin karena suasananya dibangun dengan semangat egaliter, jadi banyak yang membantu saat kita celingukan mencari tempat duduk. Pemiliknya juga memasang spanduk dalam bahasa Sunda yang artinya kira-kira "Kalau ambil 5 jangan mengaku ambil 1, karena Tuhan Maha Mengetahui.. yang kasihan dong sama Mang"... Mang Barna dan Bi Oom bisa aja..
Menurut ibu-ibu arisan Rajawali, makanannya enak dan murah. Jadi mau datang lagi deh..hehe. Kalau boleh usul mungkin mushollanya diperbesar supaya saat sholat tidak berdesakan.

Dari situ kita meluncur ke Cihampelas untuk mengambil batagor yang telah dipesan sebelumnya dan beli oleh-oleh untuk yang terkasih di rumah. Batagornya Lucky harganya @ Rp.4000,- dan rasanya enggak kalah lho dari yang merek terkenal. Enako lah.. Hari Sabtu itu jalanan Bandung lumayan lancar, tapi banyak juga bis di dalam kota. Ada request khusus untuk ke pusatnya FO di jalan Riau dari seorang ibu cantik. Beliau penasaran mencari baju (atau celana ya?) yang ukurannya enggak ada di Heritage Jakarta. Meluncur lagi dweh ke Jl. Riau. Walaupun tiap ke Bandung ya seringnya ke FO, tetep aja ibu-ibu buta lokasi mana di mananya FO yang dituju... Bis parkir di dekat Rena Ritti (karena ga tahu mau parkir di mana) lalu sang ibu yang request tadi cuma dikasih waktu 30 menit untuk mencari barang idamannya. Akhirnya ditawar 45 menit dan deal...berlarilah si ibu ke Heritage. Udah kayak acara tivi aja ya. Tapi yang lain sadar kok nyari barang ga bisa cepat-cepat buktinya yang ga berburu baju akhirnya memutuskan untuk makan bakso dan mie kocok.. Hmm lumayan buat ngeganjel perut.
Yang tadinya engga pengin beli baju akhirnya dapat satu. Yang khusus mencari malah mendapatkan barang yang lain karena yang dicari ukurannya tidak ada juga.. Weleh-weleh.

Jam 17.an bis beranjak pulang..melewati Heritage lagi (dan ternyata ada juga bis parkir di situ..hehe) terus ke Pasteur dan masuk tol lanjut sampai Bintaro sekitar 20.30..Alhamdulillah selamat sampai di rumah.
Untuk ibu-ibu panitia dan pengurus terima kasih ya telah mengusahakan kita jalan-jalan, untuk ibu-ibu arisan Rajawali sampai ketemu lagi..

Jumat, Agustus 07, 2009

Isra Mi'raj dan Menyambut Ramadhan, Tausiah oleh Koko Liem

Majelis Taklim Daarut Tauhid Bintaro Sektor 9 Tanggal 3Agustus 2009.

Kajian ini diselenggarakan untuk memperingati Isra Mi'raj dan menyambut Ramadhan 1430 H. Koko Liem membuka majelis dengan mengajarkan kepada kita doa khusnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka khusnal khotimah wa audzubika min su'il khotimah.

Dijelaskan pula tentang Sya'ban bulan yang sekarang kita berada di dalamnya. Sabda Nabi : Bulan ini adalah bulan umatku. Nabi Muhammad pernah di malam Sya'ban sujud lama sekali. Ditanya oleh Aisyah dan dijawab malam itu adalah malam Nisfu Sya'ban. Saat dicatat segala amal kebaikan selama setahun. Oleh karenanya kita dianjurkan untuk sholat tasbih, sholat tahajud dan banyak memohon pada Allah. Pada malam itu Allah akan mengampuni segala dosa dan memenuhi segala permintaan.

Isra Mi'raj telah dijelaskan di dalam Al Qur'an (17 : 1) bahwa Nabi Muhammad adalah obyek. Sedangkan sebagai subyek adalah Allah. Maksudnya, Nabi dalam keadaan pasif. Sedangkan yang memperjalankan adalah Allah.

Banyak sekali hikmah yang ditunjukkan kepada Nabi dan selanjutnya dijelaskan kepada umatnya. Antara lain tentang perintah sholat lima waktu, Nabi meninjau keadaan neraka dan melihat bermacam hukuman yang ditimpakan kepada manusia.

dalam momen ini ustad menekankan tentang hukuman di neraka, antaranya tentang seseorang yang memakan bangkai saudaranya. Ditanya kepada malaikat Jibril, kenapakah mereka memakan bangkai seperti itu. Dijawab oleh malaikat Jibril bahwa semasa di dunia mereka kerapkali melakukan gibah. Yaitu membicarakan keburukan orang lain.

Dijelaskan dalam Al Hujurat : 12
1. Tidak boleh su'udzhon ---> berburuk sangka. Sedikit berburuk sangka sudah berdosa.
2. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain (tajasus) untuk kemudian dijadikan bahan pembicaraan.
3. Janganlah saling menggunjing ----> Gibah.

Dosa gibah lebih dahsyat daripada dosa zina. Kenapa? Karena dosa gibah belum diampuni oleh Allah SWT sebelum yang di gibah ridha. Kalau kita ingin bertaubat dari dosa gibah haruslah :
1. meralat di depan umum.
2. meminta ke ridho an yang di gibah
3. Memohon ampunan kepada Allah.

Sedangkan dosa zina, apabila ia sudah bertaubat dan melakukan apa yang menjadi hukuman bagi penzina urusannya sudah selesai.

Nabi Muhammad selalu mengingatkan kita untuk menjaga LISAN. Sebab, lisan dapat melukai hati dan berbekas. Diingatkan untuk mampu menjaga lisan kalo tidak bisa maka DIAMLAH.

Menyambut ramadhan, diingatkan untuk membaca dan mengkhatamkan Al Quran. Setidaknya bacalah 2-3 lembar setiap habis sholat wajib.

Disinggung pula tentang empat perkara yang dapat membatlkan pahala puasa :
1. Gibah
2. Adu Domba
3. Sumpah palsu
4. Berdusta.

Jagalah agar tidak berdusta bahkan dusta kecil pada anak kita sendiri. Misalnya mengatakan tidak ada uang padahal ada.

Semoga kita dapat memperbanyak amalan di bulan puasa agar dapat menyucikan hati kita dan mendapatka fitrah manusia sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Amin.

Rabu, Agustus 05, 2009

Psoriasis and me ?

Psoriasis, ialah sejenis penyakit kulit dimana penderita mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculannya kadang dalam waktu lama atau kambuhan dalam waktu tertentu. Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular. Akan tetapi penyakit ini dapat muncul di bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan mengganggu kekuatan mental penderita bila tidak dirawat dengan baik. (Wikipedia)

E e e kok tumben kok ngomongin penyakit? Gapapa deh, daku ingin sharing dengan semuanya tentang penyakit yang mungkin namanya psoriasis ini.

Waktu umur 12 tahun pertama kali aku kenal dengan gangguan di kulit semacam ini. Disebut gangguan, karena sebelumnya daku berkulit halus mulus lho hehe... Sepulang dari mandi belerang di Songgoriti daerah Batu Malang bersama keluarga, oleh nenek kakiku diolesi dengan bobokan beras kencur yang dicampur air. Wah, itu rasanya seperti ditempeli handuk puanas terus menerus. Sempat terpikir untuk mencucinya dengan air bersih, namun takut nenek tersinggung. Anehnya, pas mau dibersihkan keesokan harinya si beras kencur yang mengering di kulit kaki itu rupanya ga mau pergi. Bikin kulit jadi putih dan mengelupas di sana sini. Aku tidak menyalahkan siapa-siapa kok... Takdir kurasa..(pasrah style) . Entah kombinasi apa ya...apa aku memang sensitif belerang, beras kencurnya atau apalah yang jelas kuingat dari situ pemicu munculnya pengelupasan kulit yang tak mau berhenti. Kalau gemes, aku kelupasi semua, jadinya malah pedih sekali. Kalau digarux bukannya hilang gatalnya malah bentol-bentol. Lucu pokoknya.. sepertinya kulit kakiku ketombean.

Ibuku tentu saja jadi bingung. Terapi pertama adalah diberi salep Biocream dari Bapak. Lumayan enak dan adem tapi lengketnya itu lho.... ampuun. Karena akhirnya kambuh terus , akhirnya kami berganti-ganti dokter kulit. Dari yang biasa sampai pakarnya dokter kulit yang ada di Surabaya. Bapak suka ngeledek paling-paling dikasih Biocream lagi. Ternyata sebagian besar emang begitu..
Pake ramuan tradisional juga pernah lho, aku nyoba salep bulus yang baunya aneh itu. Yang merek luar negeri juga pernah. Tapi ya gitu...habis salepnya ya muncul lagi.. bertahun-tahun begitu. Pindah ke Jakarta juga nyari dokter kulit. Ditambah akupunktur malah. Ga ngefek juga.

Lalu periode berburu dokter kulit sempat terhenti waktu kuliah. Beberapa teman menganjurkan aku banyak minum jus jeruk dan jus lainnya. Aku turuti juga... dan jadinya sukses murus-murus. Kulit sih tetap aja. Belakangan, dari kulit kaki sekarang hampir sekujur badan kulitku mengelupas terus. Alhamdulillah wajah enggak dan di lengan bawah sedikit saja. Akhirnya untukku disediakan sabun khusus. Soalnya kalo pake sabun biasa perih banget dan jadi gampang mengelupas. Oya waktu itu sebutannya untuk penyakit ini ichtyosis alias bersisik. Seperti ikan saja ya...

Ibu sering menghibur, kata beliau mungkin Allah tidak ingin aku memakai baju yang terbuka-buka supaya tidak melanggar aturan agama, jadi dikasihlah penyakit seperti ini. Tambahan lagi, ibu ga usah teriak-teriak menyuruh aku memanjangkan rokku pas SMA.. hehe..
Kadang lucu juga, saat musim panas aku ga begitu mengelupas. Beda kalo musim dingin sepertinya pelembab badan tak berbekas.

Sampai sewaktu kerja, aku bertekad mencari dokter sampai masalah ini tuntas. Pikirku kan pake uangku sendiri... Tanya sana sini, ketemulah dokter kulit di daerah Guntur. Sang dokter membaca statusku lama sekali. Lalu bertanya sudah berapa lama seperti ini. Dari kecil dok, sudah duabelas tahun barangkali, jawabku. "Wah kalau sudah selama itu mestinya sudah bisa nerima dong ya..." Pak dokter sambil tersenyum menjawab balik. Hee?

Jedungg... seperti ada yang berdenging di telingaku. Kalo diingat lagi ya,.. Subhanallah. Ternyata butuh waktu lama sekali untuk menerima takdir. Perlu proses dan perjalanan tersendiri. Hanya dua kali aku kontrol lagi ke dokter itu. Setelahnya aku ga pernah ke dokter kulit lagi. sampai sekarang. Baru beberapa tahun ini disebut-sebut sebagai psoriasis. Aku juga engga pernah memastikan ini sebagai psoriasis apa bukan. Tapi sebagai penyakit kulit yang selalu mengelupas.

Alhamdulillah banget, Allah menitipkan suami yang engga komplen. Walaupun pada awalnya sudah dijelaskan bahwa aku punya penyakit kulit seperti ini bla bla bla...
Paling-paling suka bercanda 'kamunya jarang mandi sih' atau 'yah aku ketipu deh'...

Sekarang sih ya, sudah biasa. Berusaha untuk minum air putih yang banyak. Banyak makan buah-buahan (yang aman buat perut). Pakai sabun khusus untuk kulit extra dry dan pakai bodycream yang beneran. Itu juga ga harus kok. Kalau ga ada ya.. pakai yang biasa ada di pasaran aja. Nanti kalo udah kebangetan ngelupasnya baru pake yang khusus lagi.
Gitu deh ceritaku... Yang lain tentu punya cerita yang lebih seru tentang psoriasis. Salam ya untuk semuanya..

Senin, Agustus 03, 2009

Guru renang Jacko

Bintang baru saja memulai les renangnya. Pulang sekolah jam 2 siang dengan semangat tinggi ia menagih untuk bertemu guru barunya. Oke dweh sayang... Setelah survey kesana kemari ketemu juga dengan guru renang lama yang dulu mengajari mas Rayhan. Ternyata Bintang di handle oleh guru lainnya. Yang namanya guru renang, ya.... penampilannya khas sekali. Ibu satu ini berbadan tinggi besar lumayan berotot, rambut cepak ala pria, berkulit gelap namun teteup... alisnya tergambar rapi melengkung dan seulas lipstik ga ketinggalan. Awalnya Bintang takut-takut berenangnya. Gayanya gugup dan kepalanya ga mau dimasukkan ke air. Kaku sekali deh..Lama-lama setelah mondar-mandir sepuluh kali melintasi kolam renang bersama bu guru akhirnya cair juga.... bahkan sudah berani bercanda. Setelah satu jam kelar juga latihan pertamanya.. Saat mau pulang, aku bertanya bagaimana tadi berenangnya? Dengan mata berbinar-binar dia berbisik, " Mama bu guru renangnya kayak Michael Jackson ya.... Sereem..deh". hee???