Minggu, September 27, 2015

Kutinggalkan Bayiku Untuk Pergi Haji 4 - MEKKAH

Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 4
MEKKAH

Assalamualaikum wrwb. sahabat…
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin
Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad.

Alhamdulillaaah masih bisa menulis lagi.. Kali ini tulisan sambungan setelah di tanah suci... berbagi pengalaman kami semenjak berada di Mekkah. 

Untuk refresh lagi, karena kami termasuk kloter terakhir, maka kedatangan kami langsung setelah Jeddah adalah Mekkah.

Ini adalah kumpulan pengalaman dari saya dan teman-teman satu rombongan yang masih saya ingat.. semoga menjadi ibrah bagi semua yang membaca termasuk saya.

Berhaji ini adalah pengalaman belajar bagaimana seharusnya menjadi manusia yang baik. Berguru langsung pada Allah SWT, menerima langsung akibat dari apapun yang kita persangkakan padaNya. Masya Allah... Subhanallah.

Maka, alangkah baiiik…kalau kita menyegerakan berhaji. Supaya pengalaman dan pelajaran yang kita dapat itu bisa kita praktekkan sepanjang hidup… selama nyawa masih ada.. Sungguh banyak sekali terkandung hikmah dari setiap peristiwa dan kejadian yang datang… Tidak ada kejadian yang sia-sia… semua mengandung maksud, semua harusnya membuat kita semakin tunduk pada Allah… Untuk semua yang sudah berhaji, pasti merasa dipanggil lagi untuk duduk berwukuf saat Hari Arafah tiba. Diingatkan lagi dialog-dialog dan doa yang pernah kita panjatkan. Pengalaman batin luarbiasa yang membekas di sepanjang usia. Duhh, saya rada gemetar nih teman-teman.. Doakan mudah-mudahan tulisan singkat ini membawa pemahaman yang benar yaa…insya Allah.. Yang Maha Benar adalah Allah, saya hanyalah manusia biasa yang banyak khilafnya... Mencoba merekam pengalaman apa yang bisa saya bagikan untuk anak-anak saya kelak...syukur-syukur bisa bermanfaat buat yang lain.
Bismillah..

Saat tiba di Mekkah, saya dan suami terpisah kamar, saya sudah cerita ya teman-teman di tulisan sebelumnya.. Saya sekamar dengan nenek (ibunya mbak Yul), Mbak Yul dan Mba Yan. Jadi saya paling kecil sendiri nih… Senangnyaa… kakak-kakak ini baiiik semua. Di minggu-minggu pertama, saya lebih sering berjalan dengan teman sekamar ini daripada dengan suami. Kalau ada keperluan atau info untuk teman sekamar dari kepala regu, misalnya mau ambil makanan ke lantai bawah, mereka yang lebih dulu turun mengambilkan untuk kami.. mau jemur pakaian ke lantai atas pasti selalu dengan senang hati nemenin saya, nganterin ke dokter, nganterin belanja… pokoknya serba ditolongin. Alhamdulillah.
Di Mekkah selama musim haji memang diwanti-wanti untuk tidak takabbur. Namanya juga bertamu di Negara orang, jangan merasa sok tahu atau merasa ahh gak mungkin diganggu…kan saya mau ibadah. Belum tentu ! Selalu berjalan dalam rombongan, jangan nyelonong sendirian, berhati-hati saat bepergian… apalagi wanita Indonesia kan tidak terbiasa menutup wajah dengan cadar. Sudah begitu kadang saat keluar rumah masih berlipstik merah…hadeeeuuh. Beda dengan wanita Arab yang hampir selalu bercadar saat di luar rumah. Nah, itu saja sudah hal yang beda… gak heran para pria Arab kalau melihat jamaah wanita asal Indonesia kadang sampai melotot, saking terpesonanya..
Musim Haji memang mirip dengan saat kita berpuasa… Harus menahan diri untuk tidak marah, berdebat, berkata yang tak senonoh dan mengumpat.. bedanya saat Haji siangnya kita bisa makan. Terus, apa ada hubungannya dengan masa sebelum berangkat haji ? Beberapa orang kan bilang, wah nanti kalau di tanah airnya begini begitu, akan dibalas sama Allah pas di Mekkah dan Madinah.. Nah, kalau saya sih menganggap Allah itu Maha Penyayang.. Maha Pengampun…. apapun yang diberikan Allah pada kita dengan maksud supaya kita jadi lebih baik lagi.. Bukan untuk menghukum. Maka sibukkanlah diri untuk memohon ampun, sholat taubat, dan istighfar sepanjang waktu. Baik sebelum ataupun selama masa ibadah haji.
Seperti pengalaman suami saya, yang saat di kantor merasa sebeell banget dengan seorang rekan kerjanya yang menurut suami sering bikin ulah yang merepotkan,  kebetulan berasal dari satu daerah di Sumatera… sampai berpikir apa iya orang yang berasal dari daerah itu gitu semua ya sikapnya…saking keselnya.  Ternyata pas di Mekkah, suamiku satu lantai dengan kloter yang berasal dari daerah itu. Satu lantai ada 8 kamar…nah 7 kamar itu semuanya berasal dari daerah yang dimaksud… hanya kamar suamiku yang lain…hehehe. Apa itu bukan teguran untuk mengubah mindset dari Allah ? Supaya tidak menyamaratakan semua orang.

Sabar Sepanjang Waktu
Hari-hari awal di Mekkah kami sudah mendekati masa puncak ibadah Haji. Jadinya ramaai sekali jamaah. Seminggu menjelang wukuf, sudah tidak ada kendaraan besar yang boleh masuk ke ring 1 atau jalur yang mengarah ke Masjidil Haram. Kendaraan serba dibatasi jam lewatnya. Akibatnya catering yang kami pesan sering meleset sampainya. Jam makan siang makanan ntar datangnya jam 3 sore…. Dan jam makan malam datangnya jam 9 malam. Lalu apa harus marah-marah..atau menahan lapar dengan perut melilit ? Soalnya ada yang memilih untuk menahan lapar saja… sebagai bentuk bersabar. Wah, saya ga sanggup.. Buat saya sabar ya ikhtiar.. apa yang bisa dikerjakan ya lakukan. Dengan teman sekamar biasanya kami beli roti untuk mengganjal perut. Atau kadang janjian sama suami untuk turun mencari kebab. Beruntungnya suamiku makannya banyak, jadi saat makanan datang..jatah saya jadi tambahan buat suami karena sayanya sudah kenyang…hihi. Saat ini kami mulai membuka bekal makanan…kadang makan mie campur rendang, roti pakai abon…apa sajalah yang penting stamina terjaga untuk persiapan wukuf.. Oiya di supermarket dekat hotel kami jual Pop Mie juga lho seharga 3 SR....buatan Indof**d tapi rasanya cuma kari ayam dan tandoori ? Pokoknya sejenis rasa makanan India…yang ini mah dijamin ga ada di Indonesia. Rasanya ? Yah kalau lapar sih dienak-enakin sajalah yaa...

Cerita mengenai pemilihan teman sekamar… Jadi hikmah yang lain lagi… saat beberapa teman sejak dari asrama haji sudah janjian untuk sekamar. Nah, seiring waktu selalu bersama akhirnya karakter manusia terbuka juga aslinya.. ujungnya malah timbul pertikaian antar sesama teman sekamar…karena masalah kecil saja lho. Bahkan sampai sekarang satu orang tidak kunjung berbaikan dan menerima maaf…tidak mau bertegur sapa hingga saat ini. Duuhh, sayaang banget rasanya ya. Bukankah berhaji juga untuk menambah saudara..? Mudah-mudahan teman kami itu segera mendapat hidayah Allah untuk kembali menjalin silaturahim.
Saat wukuf nanti akan saya ceritakan di bab tersendiri ya.. jadi ini khusus di Mekkah saja.
Sebagian besar waktu kami di Mekkah kami habiskan untuk sholat di Masjidil Haram. Jarang kami sholat di masjid sekitar kecuali sedang sakit atau pernah juga sekali terlambat bangun.. Sebetulnya jadual acaranya padat juga lho. Jam 3 pagi bis yang kami charter sudah menjemput untuk ke masjidil haram, lalu selesai dhuha jam 7.30 kami kembali ke hotel untuk makan pagi, mandi, mencuci, menjemur, beberes kamar dan menyetrika. Sisa waktu untuk mengaji, lalu makan siang dan jam 11.30 sudah bersiap ke Masjidil Haram lagi kali ini tanpa bis. Yang tidak mau jalan kaki biasanya menunggu jadual bis berikutnya. Jam 14.30 baru ada bis untuk ashar dan terus di Haram sampai Isya. Antara Ashar ke Maghrib kadang jalan-jalan ke Hilton atau sekedar membeli keperluan di Bin Dawood. Pernah juga pagi kami ditraktir pak pembimbing makan di KFC Hilton, saat masih baru tiba. 
Wah ayamnya itu... besaaar banget. Seperti setengah ekor ayam di Indonesia dan tak ada nasi, hanya kentang. Wuih, ini saya tengok-tengok suami, beliau habis gak ya... hehe. Udah nyerah duluan sayanya. Biasanya beli jus buah di Bin Dawood lumayan murah. 1 SR sudah dapat yang enak… dan beli wafer atau roti dan keju buat nyemil. Disini keju murah deh… lebih murah dari di Jakarta. Jadi keinget anak-anakku suka sekali makan keju. Pernah salah beli donat di dalam Hilton, salah nunjuk. Diambilkan yang bentuknya sama tapi kok ga ada dagingnya ya…hahaha… Cuma buah zaitun saja, tapi berhubung ini 6 SR lumayan mahal, jadi ya mau ga mau ditelan juga.. Saat antara ashar ini biasanya kami juga mengunjungi lantai dua yang ada konter factory outlet.. juga tempat jualan parfum… “Hajji hajii…sini sinii..muraah muraah!” penjualnya sudah bisa bicara bahasa Indonesia lho.. Yang dicari apalagi kalau bukan Hajjar Aswad, dan Malaikat subuh.. Trus juga ke toko buku untuk beli wakaf Qur’an. Ga banyak kok hanya 1 atau 2, semoga dibaca para jamaah sedunia dan bermanfaat. Selebihnya duduk di dalam masjid, membaca Quran dan berkenalan dengan sesama jamaah dari Negara lain, trus mengisi zamzam ke botol minum. Seneng banget rasanya hidup dalam ibadah haji.. Cuma diisi dengan ibadah, makan minum, sesekali belanja.. gitu terus… ga mikir harus kerja.... hehehe.

Lalu setelah itu balik ke hotel untuk makan malam. Itu kalau lagi ga kunjungan atau ziarah. Biasanya dalam seminggu kami melakukan umrah dua kali, dan ziarah ke berbagai tempat sekali lalu ke Jeddah atau ya dihotel saja. Umrahnya dilakukan setelah Isya saat jam 12 malam. Nah itu juga dari berbagai tempat miqot. Pernah ke Ji’ranah, pernah dari Hudaibiyah, paling sering dari Tan’im.
Umrah dari hudaibiyah serem tempatnya, karena ga ada masjid…hanya sisa reruntuhan bangunan saja. Bulu kuduk merinding deh saat disitu. Jadi kami sudah wajib menjaga wudhu sejak di hotel dan disitu hanya berniat saja. Umrah paling menyenangkan di Jiranah karena kamar mandinya besar-besar dan bersih.. Di Tan’im kami banyak bertemu jamaah dari Iran dan pernah sekali dari China. Oiya di sini ada penjual teh susu, jadi lumayan buat mengusir perut kembung. Juga ada banyak penjual souvenir… tapi saya ga tertarik beli karena masih malam-malam ngantukk banget deh.
Berwisata ke Jeddah, selain mengunjungi masjid apung, juga berkunjung ke Corniche Balad.. Belanja ke Ali Murah yang bisa minta langsung dikirimkan ke Indonesia. Saya Cuma sekali ke Jeddah, beberapa teman ada yang dua sampai tiga kali ke sana untuk beli oleh-oleh, karena harga barang seperti karpet, sajadah, pashmina lebih murah di Jeddah timbang di Mekkah..
Kami juga berkunjung ke Gua Hira. Pak Pembimbing memilih berangkat saat jam 9 malam..untuk menghindari cuaca yang panas terik. Walaupun jalan menuju Gua Hira sudah dibikinkan undakan oleh pemerintah Arab Saudi, tetep saja lumayan bikin kelelahan.. Untungnya nenek kuat sampai keatas. Bersyukur tak terlalu banyak jamaah di atas, jadi kami bisa bergantian dengan jamaah dari India dan Turki untuk sholat 2 rakaat di dalam gua. Subhanallah, luarbiasanya Nabi Muhammad, jaman dulu hanya mendaki bebatuan ini untuk sampai ke gua yang kecil. Dari atasnya kita bisa melihat pemandangan seputar Kakbah yang terlihat kecil dan bermandikan cahaya Masjidil Haram.. indah sekali.. Langit juga terlihat jelas dan dekat.. ini memang suasana yang bikin kita menahan napas. Membayangkan pertemuan Nabi dengan malaikat Jibril saat menerima wahyu pertama.

Sambungannya bisa diklik di bawah ini ya..

Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 5

Terima kasih sudah membaca.
Wassalamualaikum wrwb.