Kutinggalkan
Bayiku Pergi Haji 4
MEKKAH
Assalamualaikum wrwb. sahabat…
Alhamdulillahirrabbil
‘alamin
Allahumma
sholi ala sayyidina Muhammad.
Alhamdulillaaah masih bisa menulis lagi.. Kali ini tulisan sambungan setelah di tanah suci... berbagi
pengalaman kami semenjak berada di Mekkah.
Untuk refresh lagi, karena kami termasuk kloter terakhir, maka kedatangan kami langsung setelah Jeddah adalah Mekkah.
Ini adalah kumpulan pengalaman dari saya
dan teman-teman satu rombongan yang masih saya ingat.. semoga menjadi ibrah bagi semua yang membaca termasuk saya.
Berhaji ini adalah pengalaman belajar bagaimana seharusnya menjadi manusia yang baik.
Berguru langsung pada Allah SWT, menerima langsung akibat dari apapun yang kita
persangkakan padaNya. Masya Allah... Subhanallah.
Maka,
alangkah baiiik…kalau kita menyegerakan berhaji. Supaya pengalaman dan
pelajaran yang kita dapat itu bisa kita praktekkan sepanjang hidup… selama
nyawa masih ada.. Sungguh banyak sekali terkandung hikmah dari setiap peristiwa
dan kejadian yang datang… Tidak ada kejadian yang sia-sia… semua mengandung
maksud, semua harusnya membuat kita semakin tunduk pada Allah… Untuk semua
yang sudah berhaji, pasti merasa dipanggil lagi untuk duduk berwukuf saat Hari
Arafah tiba. Diingatkan lagi dialog-dialog dan doa yang pernah kita panjatkan.
Pengalaman batin luarbiasa yang membekas di sepanjang usia. Duhh, saya rada
gemetar nih teman-teman.. Doakan mudah-mudahan tulisan singkat ini membawa
pemahaman yang benar yaa…insya Allah..
Yang Maha Benar adalah
Allah, saya hanyalah manusia biasa yang banyak khilafnya... Mencoba merekam pengalaman apa yang bisa saya bagikan untuk anak-anak saya kelak...syukur-syukur bisa bermanfaat buat yang lain.
Bismillah..
Saat tiba di
Mekkah, saya dan suami terpisah kamar, saya sudah cerita ya teman-teman di
tulisan sebelumnya.. Saya sekamar dengan nenek (ibunya mbak Yul), Mbak Yul dan
Mba Yan. Jadi saya paling kecil sendiri nih… Senangnyaa… kakak-kakak ini baiiik
semua. Di
minggu-minggu pertama, saya lebih
sering berjalan dengan teman sekamar ini daripada dengan suami. Kalau ada
keperluan atau info untuk teman sekamar dari kepala regu, misalnya mau ambil
makanan ke lantai bawah, mereka yang lebih dulu turun mengambilkan untuk kami..
mau jemur pakaian ke lantai atas pasti selalu dengan senang hati nemenin saya,
nganterin ke dokter, nganterin belanja… pokoknya serba ditolongin.
Alhamdulillah.
Di Mekkah
selama musim haji memang diwanti-wanti untuk tidak takabbur. Namanya juga
bertamu di Negara orang, jangan merasa sok tahu atau merasa ahh gak mungkin
diganggu…kan saya mau ibadah. Belum tentu ! Selalu berjalan dalam rombongan,
jangan nyelonong sendirian, berhati-hati saat bepergian… apalagi wanita
Indonesia kan tidak terbiasa menutup wajah dengan cadar. Sudah begitu kadang
saat keluar rumah masih berlipstik merah…hadeeeuuh. Beda dengan wanita Arab
yang hampir selalu bercadar saat di luar rumah. Nah, itu saja sudah hal yang
beda… gak heran para pria Arab kalau melihat jamaah wanita asal Indonesia kadang
sampai melotot, saking terpesonanya..
Musim Haji
memang mirip dengan saat kita berpuasa… Harus menahan diri untuk tidak marah,
berdebat, berkata yang tak senonoh dan mengumpat.. bedanya saat Haji siangnya kita
bisa makan. Terus, apa ada hubungannya dengan masa sebelum berangkat haji ?
Beberapa orang kan bilang, wah nanti kalau di tanah airnya begini begitu, akan
dibalas sama Allah pas di Mekkah dan Madinah.. Nah, kalau saya sih menganggap
Allah itu Maha Penyayang.. Maha Pengampun…. apapun yang diberikan Allah pada
kita dengan maksud supaya kita jadi lebih baik lagi.. Bukan untuk menghukum.
Maka sibukkanlah diri untuk memohon ampun, sholat taubat, dan istighfar
sepanjang waktu. Baik sebelum ataupun selama masa ibadah haji.
Seperti pengalaman suami saya, yang saat di kantor merasa sebeell banget dengan seorang rekan
kerjanya yang menurut suami sering bikin ulah yang merepotkan, kebetulan berasal dari satu daerah di
Sumatera… sampai berpikir apa iya orang yang berasal dari daerah itu gitu semua
ya sikapnya…saking keselnya. Ternyata
pas di Mekkah, suamiku satu lantai dengan kloter yang berasal dari daerah itu.
Satu lantai ada 8 kamar…nah 7 kamar itu semuanya berasal dari daerah
yang dimaksud… hanya kamar suamiku yang lain…hehehe. Apa itu bukan teguran
untuk mengubah mindset dari Allah ? Supaya tidak menyamaratakan semua orang.
Sabar
Sepanjang Waktu
Hari-hari
awal di Mekkah kami sudah mendekati masa puncak ibadah Haji. Jadinya ramaai
sekali jamaah. Seminggu menjelang wukuf, sudah tidak ada kendaraan besar yang
boleh masuk ke ring 1 atau jalur yang mengarah ke Masjidil Haram. Kendaraan
serba dibatasi jam lewatnya. Akibatnya catering yang kami pesan sering meleset
sampainya. Jam makan siang makanan ntar datangnya jam 3 sore…. Dan jam makan
malam datangnya jam 9 malam. Lalu apa harus marah-marah..atau menahan lapar
dengan perut melilit ? Soalnya ada yang memilih untuk menahan lapar saja… sebagai
bentuk bersabar. Wah, saya ga sanggup.. Buat saya sabar ya ikhtiar.. apa yang
bisa dikerjakan ya lakukan. Dengan teman sekamar biasanya kami beli roti untuk
mengganjal perut. Atau kadang janjian sama suami untuk turun mencari kebab.
Beruntungnya suamiku makannya banyak, jadi saat makanan datang..jatah saya jadi
tambahan buat suami karena sayanya sudah kenyang…hihi. Saat ini kami mulai
membuka bekal makanan…kadang makan mie campur rendang, roti pakai abon…apa
sajalah yang penting stamina terjaga untuk persiapan wukuf.. Oiya di
supermarket dekat hotel kami jual Pop Mie juga lho seharga 3 SR....buatan
Indof**d tapi rasanya cuma kari ayam dan tandoori ? Pokoknya sejenis rasa makanan India…yang ini mah dijamin ga ada di
Indonesia. Rasanya ? Yah kalau lapar sih dienak-enakin sajalah yaa...
Cerita
mengenai pemilihan teman sekamar… Jadi hikmah yang lain lagi… saat beberapa
teman sejak dari asrama haji sudah janjian untuk sekamar. Nah, seiring waktu
selalu bersama akhirnya karakter manusia terbuka juga aslinya.. ujungnya malah
timbul pertikaian antar sesama teman sekamar…karena masalah kecil saja lho.
Bahkan sampai sekarang satu orang tidak kunjung berbaikan dan menerima
maaf…tidak mau bertegur sapa hingga saat ini. Duuhh, sayaang banget rasanya ya.
Bukankah berhaji juga untuk menambah saudara..? Mudah-mudahan teman kami itu
segera mendapat hidayah Allah untuk kembali menjalin silaturahim.
Saat wukuf
nanti akan saya ceritakan di bab tersendiri ya.. jadi ini khusus di Mekkah
saja.
Sebagian
besar waktu kami di Mekkah kami habiskan untuk sholat di Masjidil Haram. Jarang
kami sholat di masjid sekitar kecuali sedang sakit atau pernah juga sekali terlambat bangun.. Sebetulnya jadual acaranya padat juga lho. Jam 3 pagi bis yang
kami charter sudah menjemput untuk ke masjidil haram, lalu selesai dhuha jam
7.30 kami kembali ke hotel untuk makan pagi, mandi, mencuci, menjemur, beberes
kamar dan menyetrika. Sisa waktu untuk mengaji, lalu makan siang dan jam 11.30
sudah bersiap ke Masjidil Haram lagi kali ini tanpa bis. Yang tidak mau jalan kaki biasanya menunggu jadual bis berikutnya. Jam 14.30 baru ada bis
untuk ashar dan terus di Haram sampai Isya. Antara Ashar ke Maghrib kadang
jalan-jalan ke Hilton atau sekedar membeli keperluan di Bin Dawood. Pernah juga
pagi kami ditraktir pak pembimbing makan di KFC Hilton, saat masih baru tiba.
Wah ayamnya itu... besaaar banget. Seperti setengah ekor ayam di Indonesia dan tak ada nasi, hanya kentang. Wuih, ini saya tengok-tengok suami, beliau habis gak ya... hehe. Udah nyerah duluan sayanya. Biasanya beli jus
buah di Bin Dawood lumayan murah. 1 SR sudah dapat yang enak… dan beli wafer atau
roti dan keju buat nyemil. Disini keju murah deh… lebih murah dari di Jakarta.
Jadi keinget anak-anakku suka sekali makan keju. Pernah salah beli donat di
dalam Hilton, salah nunjuk. Diambilkan yang bentuknya sama tapi kok ga ada
dagingnya ya…hahaha… Cuma buah zaitun saja, tapi berhubung ini 6 SR lumayan mahal,
jadi ya mau ga mau ditelan juga.. Saat antara ashar ini biasanya kami juga
mengunjungi lantai dua yang ada konter factory outlet.. juga tempat jualan
parfum… “Hajji hajii…sini sinii..muraah muraah!” penjualnya sudah bisa bicara
bahasa Indonesia lho.. Yang dicari apalagi kalau bukan Hajjar Aswad, dan
Malaikat subuh.. Trus juga ke toko buku untuk beli wakaf Qur’an. Ga banyak kok
hanya 1 atau 2, semoga dibaca para jamaah sedunia dan bermanfaat. Selebihnya
duduk di dalam masjid, membaca Quran dan berkenalan dengan sesama jamaah dari
Negara lain, trus mengisi zamzam ke botol minum. Seneng banget rasanya hidup dalam ibadah haji.. Cuma diisi
dengan ibadah, makan minum, sesekali belanja..
gitu terus… ga mikir
harus kerja.... hehehe.
Lalu setelah
itu balik ke hotel untuk makan malam. Itu kalau lagi ga kunjungan atau ziarah.
Biasanya dalam seminggu kami melakukan umrah dua kali, dan ziarah ke berbagai
tempat sekali lalu ke Jeddah atau ya dihotel saja. Umrahnya dilakukan setelah
Isya saat jam 12 malam. Nah itu juga dari berbagai tempat miqot. Pernah ke Ji’ranah, pernah dari Hudaibiyah,
paling sering dari Tan’im.
Umrah dari
hudaibiyah serem tempatnya, karena ga ada masjid…hanya sisa reruntuhan bangunan
saja. Bulu kuduk merinding deh saat disitu. Jadi kami sudah wajib menjaga wudhu
sejak di hotel dan disitu hanya berniat saja. Umrah paling menyenangkan di
Jiranah karena kamar mandinya besar-besar dan bersih.. Di Tan’im
kami banyak bertemu jamaah dari Iran dan pernah sekali dari China. Oiya di sini
ada penjual teh susu, jadi lumayan buat mengusir perut kembung. Juga ada banyak
penjual souvenir… tapi saya ga tertarik beli karena masih malam-malam ngantukk
banget deh.
Berwisata ke
Jeddah, selain mengunjungi masjid apung, juga berkunjung ke Corniche Balad..
Belanja ke Ali Murah yang bisa minta langsung dikirimkan ke Indonesia. Saya
Cuma sekali ke Jeddah, beberapa teman ada yang dua sampai tiga kali ke sana
untuk beli oleh-oleh, karena harga barang seperti karpet, sajadah, pashmina
lebih murah di Jeddah timbang di Mekkah..
Kami juga
berkunjung ke Gua Hira. Pak Pembimbing memilih berangkat saat jam 9
malam..untuk menghindari cuaca yang panas terik. Walaupun jalan menuju Gua Hira
sudah dibikinkan undakan oleh pemerintah Arab Saudi, tetep saja lumayan bikin
kelelahan.. Untungnya nenek kuat sampai keatas. Bersyukur tak terlalu banyak
jamaah di atas, jadi kami bisa bergantian dengan jamaah dari India dan Turki
untuk sholat 2 rakaat di dalam gua. Subhanallah, luarbiasanya Nabi Muhammad,
jaman dulu hanya mendaki bebatuan ini untuk sampai ke gua yang kecil. Dari
atasnya kita bisa melihat pemandangan seputar Kakbah yang terlihat kecil dan
bermandikan cahaya Masjidil Haram.. indah sekali.. Langit juga terlihat jelas
dan dekat.. ini memang suasana yang bikin kita menahan napas. Membayangkan pertemuan
Nabi dengan malaikat Jibril saat menerima wahyu pertama.
Sambungannya bisa diklik di bawah ini ya..
Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 5
Terima kasih sudah membaca.
Wassalamualaikum wrwb.
Sambungannya bisa diklik di bawah ini ya..
Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 5
Terima kasih sudah membaca.
Wassalamualaikum wrwb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar