Sabtu, Oktober 10, 2015

Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 5 - Mekkah - Berguru pada Allah

Berguru pada Allah

(Bagian ini saya pisah supaya teman-teman lebih nyaman membacanya.)

Begitu banyak pengalaman indah selama di Mekkah yang semuanya mengandung hikmah. Supaya kita selalu rendah hati.
Ini adalah pengalaman pribadi saya dan teman-teman satu rombongan. Jadi jangan disamaratakan semua orang pasti akan mengalami hal yang sama yah... intinya sih, berbaik sangka sajalah pada Allah SWT. Allah selalu Maha Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik. Sungguh kasih sayang Allah  seluas bumi dan langit untuk kita walaupun ditengah hamparan jutaan manusia yang sedang berhaji, pertolonganNya begitu dekat.


Di mana KFC nya ?

Saat baru tiba di Masjidil Haram dan selesai menunaikan ibadah umrah pertama, kami duduk sarapan di KFC yang saya ceritakan diatas. Pak Pembimbing  meminta kami menghapalkan nomer pintu masuk ke Masjidil Haram, letak KFC ini dan tempat Toilet yang nyaman, supaya memudahkan untuk janjian pulang dan pergi dari sini. Lalu salah seorang jamaah pria bilang, “Saya besok mau coba jalan sendiri Pak”. Ditanya, bapak sudah bisa hapal kan tempat patokan keluar masuknya ?.. “Ah gampang pak, KFC nya di Hilton ini besar kok. Bisalah saya”. Besoknya bapak ini pergi ke Masjidil Haram sendiri untuk pertama kali dan tidak pulang selama 24 jam karena kesasar. Ga ketemu mana itu KFC Hiltonnya. Saat dicari oleh pak Pembimbing disuruh menunggu di lantai bawah Hilton. Setelah ketemu dengan pak pembimbing, ternyata bapak itu sudah bolak balik kesitu tapi ga bisa ketemu mana KFC nya…jadinya berputar-putar sendiri di depan KFC yang tulisannya udah gede banget padahal yaa. Tetap saja beliau tidak kelihatan.... SubhanAllah.

Ibu Bima yang selalu kesasar

Di kelompok kami ada seorang nenek yang berasal dari BIMA NTB.. Beliau tak bisa berbahasa Indonesia. Jadi memang sulit berkomunikasi dengan kami. Selalu ada yang ditugaskan menemani ibu Bima ini supaya ga hilang. Sebetulnya ini jadi ladang amal ya…tidak dijadikan beban bagi yang kebagian tugas. Lucunya walaupun sering hilang, bu Bima ini selalu bisa pulang sendiri ke hotel. Entah diantar petugas haji, diketemukan pak pembimbing. Bahkan di Mina, suami saya menemukan bu Bima tersesat diantara tenda-tenda yang bentuknya serupa karena bingung mencari toilet. Luar biasa sekali pertolongan Allah untuk bu Bima. Subhanallah.

Saya (ga) kebagian hadiah

Saat musim haji, banyak warga Mekkah yang menyumbangkan makanan untuk jamaah haji. Biasanya dibagi di jalan raya. Ada kurma, susu, juice, dan buah-buahan yang sudah dikemas di plastic-plastik lalu dibagikan di saat kita selesai sholat Isya. Lucunya saya ga pernah dapat sama sekali. Saya harus berusaha keras menepis iri…haha karena teman-teman dengan ceria memamerkan sumbangan warga itu. Kenapa cuma saya ga dapat ya..apa Allah marah sama saya… sampai segitunya... pokoknya getun sendiri.. Ehh…tahu-tahu mbak Ana masuk kamar sambil membawa bungkusan hadiah itu dan satu bungkus punya mbak Ana dikasihkan ke saya. Astaghfirullah..sungguh ga boleh iri dengan rezeki orang lain, Allah tetap akan kasih ke kita kok walaupun jalan rezeki itu berbelok-belok....kalau memang itu jatah buat kita.....jadi malu deh saya. Udah mikirnya negatif aja pada Allah.

Pintu yang diprotes

Di hotel kami di Mekkah, ada balkon dan teras kecil.. Di kamar disediakan AC yang bisa terus menerus ON 24 jam.. Tapi lama-lama ya suntuk juga pake AC terus. Kami berencana membuka pintu ke balkon supaya bisa duduk-duduk di teras tapi pintunya macet. Setelah protes berulangkali ke pengelola Hotel yang namanya Mu’az, pintu balkon itu pun dibenerin biar bisa dibuka. Tapiii… boro-boro bisa duduk leyeh leyeh di teras balkon.. Baru saja pintu dibuka sedikit, bulu-bulu merpati langsung terbang masuk ke dalam kamar. Rupanya di Mekkah ini banyak banget burung Merpati dan mereka bersarang di balkon rumah. Sampah dan kotoran merpati ya pasti ada, tapi bulunya wiiih banyak banget. Alhasil pintu itu ditutup rapat lagi.. kalau kami bosan dengan AC, saat pagi hari jendela dibuka..tapi ya Cuma sebentar saja. Karena jam 8 pagi, suhunya sudah panas dan gerah lagi. Dasar yaaa kita ini hobinya protes… astaghfirullah.
Di seputar Masjidil Haram juga banyak burung Merpati, namun tidak ada orang yang kejatuhan kotoran burung.. di tempat menjemur juga begitu…tidak ada baju yang terkena kotoran. Alhamdulillaaah.. Tampaknya sudah diilhamkan pada kawanan burung merpati itu untuk tidak mengotori para jamaah..kecuali pada mereka yang sudah ditentukan.

Masjidil Haram
Mana Kakbahnya ?

Masjid suci ini penuh dengan hikmah dan keajaiban. Betul-betul kita harus merendahkan diri serendahnya.. Kalau masih tinggi hati, ada saja cara Allah untuk mengingatkan kita untuk kembali meluruskan niat. Banyak juga hal-hal aneh yang ga masuk akal.
Saya dan suami pernah mengalami kejadian aneh. Saat itu musim haji sudah selesai..beberapa kloter sudah mulai pulang, jadi kami mulai bisa beribadah dengan lapang. Nah kami saat itu baru keluar dari Masjidil Haram mau menuju ke Bin Dawood Hilton untuk membeli sesuatu. Jalanannya sepi kok bukan yang padat gitu. Tiba-tiba kami dicegat seorang bapak-bapak jamaah dari Indonesia juga. Dia bertanya, “Pak, Kakbahnya dimana ?” Sampai bingung kami mendapat pertanyaan ini.. Suamiku menjawab, Lho Bapak kalau masuk ke dalam masjidil Haram ini lalu berjalan lurus saja ke dalam pasti bertemu Kakbah kok pak ! Bapak itu menjawab lagi, “Masak ? Saya sama sekali belum bertemu Kakbah sejak datang ke Mekkah ini dik” wajahnya tampak nelangsa.. Hah kok bisa ?! Kali ini bener-bener bengong mendengarnya..lalu bagaimana prosesi hajinya ya ?..pikir kami sambil beristighfar dalam hati. Lalu bapak itu berjalan masuk ke dalam masjidil haram dan meninggalkan kami yang kebingungan. Astaghfirullah, jangan sampai Allah tidak menghendaki kita bertemu Kakbah… naudzubillaaah. Semoga kali itu si bapak bertemu dengan Kakbah.

Bertemu malaikat yang minta tasbih ?

Saat mengunjungi Jabal Tsur, banyak sekali penjual suvenir yang menjajakan tasbih. Mbak Ana membeli dua tasbih cantik berwarna biru terbuat dari kuarsa.. Memang cantik..dan jarang ada tasbih berwarna biru muda begitu. Lalu dari situ kami langsung ke Masjidil Haram untuk Sholat Maghrib. Saya dan Mbak Ana dapat tempat duduk terpisah dari ibu-ibu satu rombongan..saat itu masih padat jamaah jadi kadang duduknya nyempil asal dapat saja. Kok ya pas, tempatnya hanya cukup untuk dua orang saja.
Di sekitar kami duduk dikelilingi rombongan jamaah dari Pakistan atau India.. Saat itu kami baru saja selesai sholat Tahiyyatul Masjid. Sambil duduk mengaji menunggu adzan, mba Anna sedang berzikir dengan tasbih barunya. 
Tiba-tiba pundak mbak Ana ditepuk seorang jamaah India yang kurus sekali sepertinya seorang peminta-minta. Memang banyak yang kadang meminta bekal kita..entah itu makanan atau minuman.. Biasanya sih kami memberi saja, karena sudah paham Allah pasti mengganti dengan yang lebih banyak. Tapi yang ini mendadak mbak Ana bingung..”Duh Kandi, masak dia minta tasbihku yang ini…ini kan baru aja beli. Mana warnanya paling aku suka lagi.” Ya udah mbak, coba kasih tasbih yang lain.. Mbak Ana menyodorkan yang warna kuning yang rencananya akan diberikan untuk keluarganya, ehh ibu India itu menggelengkan kepala dan tetep menunjuk ke tasbih yang biru. “aduh dia gak mau nih…gimana yaa? Belinya susah, di sekitar Hilton gak ada yang warna seperti ini” Saya memandangi ibu India itu yang tersenyum ceria sambil menadahkan tangannya. Senyumnya tulus sekali.., saya jadi kebawa tersenyum juga. 
Ya sudahlah mbak, kasihkan saja..sebentar lagi sholat dimulai nih. Akhirnya tasbih itu dikasih juga. 
Dan yang paling bikin kaget....., ternyata ibu India itu tidak duduk dari deretan di belakang kami…karena di belakang kami jamaah penuh rapat berbaris. 
lha darimana datangnya dia ? Saya ikuti kemana arah perginya ibu itu…dia malah berjalan terus sampai hilang dari pandangan kami. Ya Allah, darimana dia tahu kalau mbak Ana punya tasbih biru yaa…entah siapa dia dan darimana duduknya si ibu India itu, tahu-tahu datang dan pergi begitu saja. Dan kenapa dia meminta tasbih cantiknya mba Ana ya ? Masya Allah..Subhanallah..
Saya dan mbak Anna cuma bisa saling berpandangan dengan heran. 

Astaghfirullah Bau ini sungguh mengganggu

Masih tentang jamaah India …. Mereka ini kadang sholat tapi kakinya masih terlihat. Ga tertutup rapat seperti kita. Oiya, jamaah lain ga ada yang pakai mukena. Hanya jamaah Indonesia yang pakai mukena berbordir cantik. Mukena orang Malaysia bentukya seragam tidak banyak hiasan kecuali bordiran bendera Malaysia di bagian belakangnya. Jamaah wanita disini sholat ya dengan pakaian mereka langsung. Makanya pakaian mereka longgar-longgar semua dan jilbabnya besar-besar. Kecuali jamaah India yang kakinya tampak kemana-mana.. Rupanya ada yang merasa terganggu melihat kaki para jamaah India ini. Seperti halnya jamaah wanita Afrika, kaki mereka tentu saja pecah-pecah dan maaf…kadang sepertinya masih kotor.. Tapi tentu tidak ada yang berani protes, berpikir untuk protes saja saya tak berani. Nah…saat bersama mbak Ana (sori nih mbak Ana lagi), mbak ini bingung karena di dekat mereka ia mencium bau kotoran yang sangat mengganggu konsentrasi. Sampai ampun banget deh baunya kata beliau… pantesan kok selalu menutup hidung.
Tentu saja saya heran, karena saya dan teman lainnya ga mencium hal yang sama. Duuh…istighfar ya mbak.. apa yang bikin mba jadi mencium hal ini sendirian
Setelah diingat-ingat baru disadari, mbak Ana merasa terganggu karena kaki mereka tampak kotor tapi kok mereka tetep sholat....ia berpikir “Jangan-jangan mereka habis dari toilet dan ceboknya ga bersih… Masya Allah... ga berani komentar apapun… Kami sama-sama mengucap istighfar. Mudah-mudahan setelah itu mbak Ana bisa lebih banyak mencium bau harum yaa.

Ada yang kesurupan di Masjidil Haram ?

Imam saat Sholat berganti-ganti… bacaan mereka sangaaaat bagus.. Tapi favorit kami Ust Sudais, karena cara membacanya sangat menyentuh hati.. tak jarang kami menangis saat Ust Sudais membacakan ayat suci. Kejadian aneh yang kami hadapi saat itu bertepatan Sholat Maghrib. Ust Sudais membacakan ayat Quran Surah Nur ayat 34.. Saya ingat karena ayat ini mencoba mendeskripsikan Allah Yang Maha Agung. Subhanallah…ayat ini rasanya begitu luarbiasa, kalau menjelaskan matahari..tidak ada orang yang sanggup memandang matahari secara langsung..apalagi mencari-cari seperti apa wujud Zat Allah yang menciptakan matahari itu. Begitu Agung… Tapi Allah adalah Cahaya di atas Cahaya..yang tak terbayangkan terangnya… hanya hati yang ikhlas dan pasrah yang bisa merasakan kehadiran Allah. Saya tersedu mendengarkan ust Sudais membacakan ayat ini. Bersyukur bisa mendengarkan beliau membacakannya langsung. Begitu syahdu... sepertinya batin memanggil-manggil untuk segera bersujud di hadapan Allah. Selesai sholat masih diliputi rasa haru atas kebesaran Allah, tiba-tiba seorang jamaah wanita asal Timur Tengah menjerit keras sekali. Jeritannya seperti lolongan panjang diikuti kejang-kejang. Waaaah, langsung hebooh deh jamaah wanita yang ada disitu. Ternyata di Masjidil Haram orang bisa kesurupan juga... Mendadak wanita itu dikerubungi,…segera saja askar wanita berpakaian hitam-hitam mengelilingi dan komat kamit berdoa, semua yang bukan askar berusaha mendekat dengan rasa ingin tahu…semuanya jamaah Indonesia…hehehe.. Ada juga kok yang membagikan balsam atau minyak kayu putih biar dia bisa sadar. Bahkan bapak-bapak juga yang mencoba nimbrung…dan sukses diusir deh… hehehe orang Indonesia juga. Akhirnya, jamaah wanita itu diungsikan ke ruangan khusus…dan suasana yang kacau itu mereda. Ayat Al Quran yang dibaca dengan sangat indah akan menjadi obat penawar bagi hati yang lara…seakan menembus dan menghancurkan karat dan kerak di hati yang selama ini telah menyelubungi nurani kita. 
Saya tidak tahu apa yang tadinya dipikirkan jamaah asal Timur tengah itu sampai menjerit sebegitu perihnya.. semoga saja beban hatinya terobati.

Seger banget tidur di Haram

Sebetulnya kegiatan di musim haji sangat padat. Rangkaian ibadah susul menyusul, disambung kegiatan laundry, mengaji dan berjalan kaki atau menunggu bis. Dalam sehari tidurnya hanya dari jam 11 malam hingga jam 3 pagi. Terkadang saking lelahnya kami tertidur di saat menunggu sholat. Pernah saya tertidur sebentar di Masjidil Haram dan minta dibangunkan 15 menit seusai Isya. Rupanya teman saya kasihan melihat saya yang katanya tertidur begitu pulasnya... dan beliau pun keasyikan bermain dengan anak jamah dari Arab yang diajak umrah oleh orangtuanya. Tersadar saya setelah hampir setengah jam tertidur, padahal bis akan segera pulang setelah Isya. Ya ampuun, berlari-lari kami menuju tempat bis, dan betul saja... Suami sudah menunggu dengan wajah berkerut cemas. Rombongan lain pun sudah duduk manis di bis dan meledek kami yang disangka keasyikan belanja.. padahal tidak. Ya sudah kena deh diomeli oleh suami... hehe.. Tapi hati ikhlas, tidak saya hiraukan.., karena saat tertidur di masjidil Haram tadi rasanya saya mendapat energi yang bikin badan segar bugar..sepertinya badan dan jiwa saya baru diguyur es. Walaupun tidurnya dengan posisi badan meringkuk ...... hanya sebentar beralas sajadah di lantai masjid yang dingin sekali, tapi hilang semua penat yang tadinya saya rasakan. Alhamdulillah luar biasa kasih sayangMu ya Allah.. 

Berkenalan dengan jamaah dari negara lain

Di Mekkah saya suka membeli jus buah dan makanan kecil seperti wafer untuk cemal cemil sebelum waktu Isya. Saat mau masuk ke Haram, tas kita digeledah dan askar wanita tertawa melihat bekal saya. hehehe... "Madam, you want some ?" tanya saya.. "Syukron syukron.." kata beliau sambil melambaikan tangan dan tersenyum. Ga nyambung tapi saling mengerti.. Kadang saya duduk sendiri di samping jamaah negara lain. Bener banget janji Allah tentang sedekah. Kalau kita memberi karena Allah, maka akan dibalas lebih banyak lagi.
Saya memberi permen, jamah Srilanka di samping saya itu memberi saya biskuit. Saya hanya kasih 2 permen, beliau memberi saya 3 biskuit.. Walaupun bahasa Inggerisnya patah-patah, tapi beliau suka tersenyum.. indah sekali rasanya persaudaraan karena Islam.

Sampai jumpa lagi

Saat yang menyedihkan adalah saat berpisah dengan Kakbah menjelang kepindahan ke Madinah. Waktu itu saya mendapatkan datang bulan, jadi tidak ikutan thawaf ifada. Hanya duduk di pinggiran Hilton menanti rombongan yang sedang thawaf. Sediih sekali rasanya. Saya berputar menuju pintu Haram sebelah kiri kalau ga salah Bab ul Umrah, yang kita bisa langsung melihat Kakbah dari luar pelataran. Berdoa mohon agar diberikan banyak rezeki dan umur serta kesehatan supaya bisa bertemu Kakbah lagi bersama keluarga dan anak-anak... Duh airmata pun bercucuran sambil berpamitan..

Ah, Kakbah yang selalu kurindukan... Sampai berjumpa lagi..



Bareng Mu'az, petugas muasasah yang sering kami minta tolong untuk benerin kamar. Termasuk jendela dan pintu yang rusak diatas tadi.


Klik di bawah ini untuk sambungannya ya.

Kutinggalkan Bayiku Pergi Haji 6

Terima kasih sudah membaca.
Wassalamualaikum wrwb.