Kamis, Juli 30, 2009

Lewat Kuburan

Bintang, 6 tahun, anakku yang kedua. Selalu saja ada ide gila yang baru dan celetukan lucu tiap hari. Darinya aku belajar untuk selalu ceria dan tersenyum. Bahwa dunia sangat indah bila dipandang dari kacamata anak-anaknya yang polos dan selalu ingin bermain.
Pas jalan-jalan naik kereta Ciujung jurusan Tanah Abang, ia memilih untuk berdiri karena dilihatnya aku dan beberapa orang juga berdiri ga dapat kursi. Padahal ia sendiri diberi tempat duduk oleh ibu2 di depan kami. Yah secara badannya mungil jadi ga ngabisin tempat. "Ga usah ah Ma, kayaknya enakan berdiri", katanya sambil tersenyum wae. Sepanjang perjalanan ia memperhatikan lagak orang-orang. Tapi yang membuatnya gembira ada bapak pembawa bakul-ga jelas jualan apa karena ditutupi koran- yang berusaha berdiri seimbang sambil menjaga bakulnya. Isengnya kambuh, Bintang mendekati Bapak itu dan mengikuti gaya berdiri sempoyongan sang Bapak... Wah wah....mereka berdua udah kayak pendekar mabuk lagi latihan jurus terbaru. Yang lainnya jadi tersenyum. Aku sih pura2 ga lihat aja, karena kalo ditanggapi biasanya tambah menjadi2.
Memasuki lahan pemakaman di Tanah Kusir, orang2 banyak yang terdiam. Mungkin untuk menghormati para pendahulu kita, suasananya pun jadi sunyi. Bintang melongok dan menaikkan alis tanda bertanya ada apa Ma? "Kita sekarang melewati kuburan, Bintang harus tenang ya.." Aku menjawab singkat. Terus dengan suara keras dia bilang, "Lho bukannya kita harus nyanyi 'LUPA, LUPA LUPA LUPA LUPA LAGI LIRIKNYA..." Hee? Sttttt.. Glek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar