Senin, Agustus 10, 2009

Kalau Ibu-ibu Arisan Jalan ke Bandung

Acara penutupan arisan Rajawali Bintaro tanggal 1 Agustus 2009 diisi dengan jalan-jalan ke Bandung. Walaupun pesertanya cuma 23 orang (sudah termasuk supir bis) ibu-ibu tetap semangat. Sepanjang perjalanan ada karaoke bersama ibu Lia dan bu Gama. Tujuan wisata masih berubah melihat minat ibu-ibu dan lalu lintas jalan di Bandung itu sendiri. Berangkat dari depan masjid Daarut Tauhid Rajawali Bintaro pukul 06.45 WIB, perjalanan lancar hingga masuk pintu tol Pasteur pukul 10.15 yang macet. Kemacetan bikin ciut nyali dan khawatir apakah acara bisa berjalan lancar ya?
Kunjungan ke Pasar Baru, kain kiloan dan karpet dicoret dan dicari lokasi yang berdekatan saja.

Akhirnya disepakati tempat kunjungan pertama jalan-jalan ke Bandung kali ini adalah ke Pabrik Panci "Bima Alumunium" di jalan Bima. Setiba disana ternyata sudah ada satu bis besar rombongan ibu-ibu dari Jakarta juga yang tengah asyik memilih peralatan dapur. Ada beragam ukuran panci, wajan, sutil, teko, serok, saringan minyak, kobokan cuci tangan, baki, dan segala macem lainnya. Yang harganya lebih murah dari yang di pasaran dengan kualitas baik. Sayang yang saya cari, rantang susun sedang tidak diproduksi. Kondisi pabriknya sendiri tampak sudah tua, bangunan pabriknya kira-kira berasal dari tahun 60-an. Namun saya membeli juga panci besar untuk mengganti yang sudah rusak di rumah. Oya, ada juga peralatan yang didiskon karena cacat sedikit. Diskonnya beragam dari 5-30%, dan tetap jadi buruan ibu-ibu. Yang agak ribet, kamar mandi untuk pengunjungnya terbatas. Kalau sedang ramai pengunjung siap-siap mengantri ya...

Setelah itu dilanjutkan makan siang ke masakan tanah Sunda di rumah makan Bancakan di Jl. Trunojoyo. Waktu itu memang jam makan siang, sekitar pukul 12.30 jadi kebayang deh penuhnya. Awalnya ga ngeh dengan rumah makan yang satu ini. Namun setelah diperhatikan ternyata ramai sekali pengunjungnya. Makanan disajikan ala buffet, jadi pengunjung tinggal pilih mau menu apa. Antriannya panjang sebelum mencapai tempat mengambil makanan. Suasananya unik karena mengusung tema kampung dan kesederhanaan. Piring makan dan gelasnya terbuat dari seng yang biasa digunakan masa eyang kita dulu. Sebagian ibu-ibu ada yang mendadak sedih teringat jaman baheula, ada juga yang teringat kucingnya.. Walah, memangnya hari ini kita makan pake piringnya si puss ya? Hehehe. Gapapa deh bu, sekali-kali kita nostalgia.
Di dinding ada poster Rhoma Irama, dan penyanyi dangdut lainnya. Ada juga gambar Kajol dan Shah Rukh Khan dan tempelan gambar pemandangan dari kalender. Bahkan ubinnya juga jadul warna kuning yang ada di sekolah jaman Belanda. Serasa ada di masa lalu deh..

Menu yang disajikan juga unik. Ada nasi liwet, nasi bungkus daun, ayam goreng, cumi hitam, teri sambal kacang, empal daging, paru, babat, limpa, sayur pare, genjer, aneka lalapan dan pepes, sayur asem, sayur sop, gejos cabe hejo, sambal terasi, aneka ikan asin (bisa juga dibakar). Yang jarang terdengar juga ada seperti tutut (keong), tumis kluwek muda, tumis kacang merah. Minumannya ada es goyobod (Kelapa muda), es cincau, aneka jus dan minuman dingin, dan yang gratis seperti teh tawar. Ada kue unik namanya kue balok, seperti kue pukis tapi dibakar dengan arang.

Jangan khawatir melihat banyak orang yang antri dan meja kursi penuh. Saat kita mau duduk ada aja kok tempat yang kosong. Mungkin karena suasananya dibangun dengan semangat egaliter, jadi banyak yang membantu saat kita celingukan mencari tempat duduk. Pemiliknya juga memasang spanduk dalam bahasa Sunda yang artinya kira-kira "Kalau ambil 5 jangan mengaku ambil 1, karena Tuhan Maha Mengetahui.. yang kasihan dong sama Mang"... Mang Barna dan Bi Oom bisa aja..
Menurut ibu-ibu arisan Rajawali, makanannya enak dan murah. Jadi mau datang lagi deh..hehe. Kalau boleh usul mungkin mushollanya diperbesar supaya saat sholat tidak berdesakan.

Dari situ kita meluncur ke Cihampelas untuk mengambil batagor yang telah dipesan sebelumnya dan beli oleh-oleh untuk yang terkasih di rumah. Batagornya Lucky harganya @ Rp.4000,- dan rasanya enggak kalah lho dari yang merek terkenal. Enako lah.. Hari Sabtu itu jalanan Bandung lumayan lancar, tapi banyak juga bis di dalam kota. Ada request khusus untuk ke pusatnya FO di jalan Riau dari seorang ibu cantik. Beliau penasaran mencari baju (atau celana ya?) yang ukurannya enggak ada di Heritage Jakarta. Meluncur lagi dweh ke Jl. Riau. Walaupun tiap ke Bandung ya seringnya ke FO, tetep aja ibu-ibu buta lokasi mana di mananya FO yang dituju... Bis parkir di dekat Rena Ritti (karena ga tahu mau parkir di mana) lalu sang ibu yang request tadi cuma dikasih waktu 30 menit untuk mencari barang idamannya. Akhirnya ditawar 45 menit dan deal...berlarilah si ibu ke Heritage. Udah kayak acara tivi aja ya. Tapi yang lain sadar kok nyari barang ga bisa cepat-cepat buktinya yang ga berburu baju akhirnya memutuskan untuk makan bakso dan mie kocok.. Hmm lumayan buat ngeganjel perut.
Yang tadinya engga pengin beli baju akhirnya dapat satu. Yang khusus mencari malah mendapatkan barang yang lain karena yang dicari ukurannya tidak ada juga.. Weleh-weleh.

Jam 17.an bis beranjak pulang..melewati Heritage lagi (dan ternyata ada juga bis parkir di situ..hehe) terus ke Pasteur dan masuk tol lanjut sampai Bintaro sekitar 20.30..Alhamdulillah selamat sampai di rumah.
Untuk ibu-ibu panitia dan pengurus terima kasih ya telah mengusahakan kita jalan-jalan, untuk ibu-ibu arisan Rajawali sampai ketemu lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar