Kamis, Agustus 20, 2009

Kematian Bagai Pencuri

Wafatnya sahabat tersayang yang sangat mendadak 3 Agustus'09 lalu dalam usia 37 tahun sungguh menjungkir balikkan pemahamanku tentang kehidupan. Seseorang yang begitu ceria, begitu hidup bila bersamanya, ternyata pergi begitu cepat. Tanpa pernah pamit pada kami, kecuali seorang teman dan guru SD untuk ia menitipkan putrinya.
Siapa pernah mengira seorang pramugari yang tahun lalu masih rutin terbang ternyata mempunyai penyakit jantung.

Dulu bayangan kita, kematian akan datang saat kita berumur sangaaaat lanjut. Saat semua orang-orang terkasih pun telah sama-sama tua, mungkin saat itu kita telah bersama para cicit kita. Atau saat tak beruntung menghadapi kecelakaan dan musibah juga penyakit yang sangat parah tak terobati..

Belum pernah kematian terasa begitu dekat dan menyedihkan seperti ini. Saat kakek dan nenek pergi, aku masih kecil atau tak berada di samping mereka, jadi kesedihan terasa jauh setelah lima hari berkabung.
Namun sahabat, adalah orang selain pasangan hidup yang dengannya kita menjalani hari-hari membesarkan anak, bertukar ide mengurus rumah tangga, belajar tentang hidup, berbagi cerita dan mimpi khas perempuan. Dengan adanya sahabat kita merasa lengkap. Ia kadang tak sering kita kunjungi, tapi bertukar kabar selalu bisa kita lakukan melalui pesan singkat, fb atau kunjungan dadakan dan selalu disambut dengan tangan terbuka.
Sampai sekarang saat membuka phonebook, nomer ponselnya masih kupandangi dengan sedih, atau terpikir ingin main ke rumahnya tapi lalu tersadar ia telah tak ada.

Kali ini kematian sungguh datang bak pencuri, merampas semua harta benda yang kita kejar dengan sungguh-sungguh. Memutuskan kesempatan untuk selalu bersama anak, suami/isteri, ayah ibu, saudara yang kita cintai. Seluruh rencana dan impian yang kita buat jauh-jauh hari lepas begitu saja.
Rasanya seluruh baju-baju bagus dan mahal, segala sepatu, tas dari merk ternama seluruh rumah dan isinya yang sungguh kita upayakan agar cantik menawan jadi tak ada artinya lagi. Untuk apa semua itu, bila pemiliknya sudah tak ada..

Kematian bisa datang kapan saja.. dan itu adalah suatu hal yang pasti. Ibarat pulang, karcisnya sudah ada di tangan cuma tanggalnya masih dikosongkan. Tak ada yang tahu kapan, namun itu adalah perjalanan yang amat panjang. Semestinyalah kita mempersiapkan bekal dan teman untuk menemani kita di perjalanan.

Kalau begini sudah siapkah kita dengan bekal yang akan kita bawa dalam pulang menghadap Allah? Kita selalu menjawab sebentar lagi ya Allah,... besok akan kusiapkan.. Lalu besoknya kita bilang bulan depan aku memperbaiki diri, lalu bulan depannya kita bilang lagi tahun depan aku akan sungguh-sungguh berubah jadi lebih shalih..terus tertunda tanpa sadar bahwa waktu hidup kita sudah jauh berkurang...dan itulah juga yang terjadi padaku. Astagfirullah al adhiim.

Waktunya bagi kita untuk berpikir bagi kemajuan akhlak anak-anak kita dan orang lain yang membutuhkan pertolongan karena seluruh isi dunia akan terputus untuk kita kecuali doa dari anak-anak yang shalih, amal jariyah, dan ilmu yang pernah kita ajarkan untuk kebaikan.
Semoga kita masih diberi waktu untuk beramal ibadah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar